~ BORING ALIAS BOSEN ~

Beberapa hari belakangan ini gue merasa sangat jenuh dan kehilangan kebahagiaan dalam keseharian gue. Terlalu sibuk, setiap gue mikirin kerjaan menjadi bad mood. gue ingin berjalan-jalan santai di week end bersama anak dan istri, seperti itulah keluhan di dalam hati gue. Memang kedengaran sangat kekanak-kanakan tapi itulah yang gue rasakan dalam beberapa hari belakangan ini.

Sepanjang pagi tadi, gue memeriksa perasaan gue untuk meyakinkan apakah benar gue lagi jenuh dan kehilangan kebahagiaan. Biasanya gue sangat menikmati aktivitas gue di warnet tapi tiba-tiba saja gue merasa murung seolah-olah tidak ada lagi kebahagiaan yang bisa gue temuin di dalam kegiatan gue. ‘Apa terkena depresi?’, muncul pertanyaan itu di dalam benak gue.

Gue merenungkan hal ini sepanjang pagi dan siang hari. ‘Ke mana kebahagiaan gue? Kenapa tiba-tiba gue gak bahagia?’, gue terus menanyakan hal tersebut di dalam hati.Tentu aja gue kehilangan kebahagiaan karena gue sendiri yang membuatnya hilang.( hmmm...)

Tapi bagaimana supaya gue bisa memperluas ruangan ‘Bahagia’ gue? Tiba-tiba aja dalam perenungan, gue menyadari kembali keluar masuknya nafas gue. Terbersit di pikiran gue, ‘Bukankah semestinya sangat bersyukur karena masih memiliki nafas?’ Karena itu, gue memasukkan program baru di pikiran gue, ‘If masih bisa merasakan keluar masuknya nafas Then gue berlatih untuk lebih bahagia.’ Ya, gue sedang membuka partisi-partisi ruangan ‘Tidak Bahagia’ gue dan membuat kondisi ruangan ‘Bahagia’ seluas-luasnya.
Seperti membagi partisi- partisi dalam Hard Disk, biar ada ruangan yang cukup lega untuk file- file yang penting.

Jika saja kita tidak membuat kondisi-kondisi yang membatasi kebahagiaan kita maka semua hal bisa membawa kebahagiaan dalam diri kita. Andai saja kita bisa merasakan bahagia dalam setiap tarikan dan hembusan nafas kita maka ruangan kebahagiaan kita tidak akan memiliki partisi lagi dan yang ada hanyalah kebahagiaan itu sendiri… kebahagiaan yang tak berkondisi.

Bored man : Vhauzie