Rabu, 21 September 2011

: Yang Tak Terekam tentang IBU :

. Rabu, 21 September 2011
0 komentar

" Saat saya membaca cerita fiksi tentang hubungan seorang anak dengan mama nya membuat saya semakin ingin menulis tentang sosok seorang ibu. Ibu yang melahirkan kita dengan mempertaruhkan nyawanya."
” Sebutannya I-B-U = BUNDA = MAMA = NYAK = BIYUNG = MBOKE “
Whateverlah…terserah sobat ajalah.....
Di pagi ini saya mencoba untuk memulai semangat dalam menjalani kehidupan ini. Meski terkadang sesekali saya juga menoleh ke belakang. Entah masa lalu tentang kisah cinta, masa-masa indah ketika berlari-lari dan main petak umpet dikala sekolah dasar (duuhhh lucunya), dll deh masih banyak pkoknya.
Sobat,,, Semuanya masih mencintai dan selalu menyayangi sosok “IBU” kan???
  Saya mau cerita sedikit yaaa,,, tentang IBU…

Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu………..????Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda……
Bunda selalu membawa kita kemanapun ia pergi,gak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita walau sejenak.Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini,IBU pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang……
Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam hari dan mengganti popok kita yang basah, memberikan kita air susu ketika kita lapar dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang-timang.
Usia kitapun beranjak perlahan,Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah?Setiap pagi, Ibu selalu memandikan kita,menyuapi kita,mengantar kita dan menunggui kita,Ibu begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah dan kita hanya bermain ketika itu
Lalu ketika kita beranjak remaja,Ibupun gak pernah berhenti untuk menghawatirkan kita,ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan,Ibu hanya menatap dengan penuh cemas,padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana.
Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri??Sering Ibu membelikan kita baju, sepatu, celana baru dengan harapan kita akan merasa senang.Ingatkah pula apa kata kita ketika itu,“Ah….bajunya udah kuno gak mau ah” Ibu ‘nggak tau selera anak muda dan ibupun hanya tersenyum saja……
Saat kita mengenal cinta akan sesama,Sering kita membohongi bunda hanya untuk bercinta semata,dan ibupun gak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita,Ketika ibu bilang………”Nak…….mestinya kamu sekolah dulu yang benar….jangan dulu berpacaran….””Lantas kita hanya menjawab ”bu, saya udah gede, saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan terlalu mengatur saya dong!!”Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang…
Pada saat kita lulus kuliah,Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya Ibu mendapati anaknya sudah menjadi seorang sarjana menangis penuh haru bahagia bunda ketika itu
Lalu tak lama setelah itu
...............Bu….sekarang saya sudah dewasa……saya ingin menikahi si anu……….karena saya mencintai dia………boleh kan bu……..?”
Mungkin Ibu akan bilang ; ”Nak mustinya kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit mapan mungkin kamu bisa menikah”
Lalu apa jawab kita; ”Bu! kalo ibu percaya, .saya sanggup untuk memberikan makan dia tanpa ibu kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya untuk menikah sekarang, saya sudah dewasa bu, bukan anak kecil yang segalanya harus ibu perhatikan!! !”
Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka Ibupun sekali lagi meluluskan keinginan kita, sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk mengarungi biduk rumah tangga kita nanti.
Tak berapa lama setelah itu, kitapun merasa sanggup untuk hidup terpisah dari beliau….maka sekali lagi kita merajuk pada Ibu kita.
Pada saat Ibu  sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari senjanya.
Dan Ibu gak pernah meminta kita untuk menemaninya karena Ibu pikir anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri.Bertahun-tahun kita meninggalkan Ibu kita dan mungkin hanya setahun sekali saja kita menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja.
Lalu, ketika Ibu kita sakit di hari tuanya,Mungkin Ibu mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia.Tapi, sering kita mengabaikan harapan Ibu kita……
Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak berdaya itu, Lalu pada saat Allah hendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita.
Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa bunda telah tiada.
Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah bebal dan telinga kita sudah tuli akan kenyataan ini.
Ada sesal mungkin di sana, .sesal yang tak akan terbalas dengan sejuta tetesan air mata kita.
Dan kitapun hanya meratapi kepergian IBU, ya IBU yang sudah mencetak kita dengan segenap kasih sayang IBU yang tak terperi ketulusannya, sesal yang tiada guna ketika kita tahu IBU pergi bersama setitik harapan b bahwa dia ingin anaknya ada ketika hembusan nafasnya yang terakhir memutuskan kehidupannya.
Dan kita hanya terpekur menatap bekunya batu nisan bertahtakan nama IBU kita. Itupun jika masih ada secuil nurani kita yang masih berwarna putih.

 Saya tuliskan ini, untuk mengenang bahwa IBU adalah pembawa syurga buat anaknya, mungkin ini tak semua benar, tapi tak mustahil ini terjadi dan ada di dunia ini.
IBU, .aku menyayangi IBU seperti aku menyayangi syurgaNYA.

Maafkan anakmu ya bunda.
Peluk cium anakmu selalu.

Post at : http://vhauzie0611.blogspot.com


READ MORE - : Yang Tak Terekam tentang IBU :

Selasa, 20 September 2011

Kejahatan dibalas dengan kebaikan..? Mungkinkah..?

. Selasa, 20 September 2011
0 komentar

Saya melakukan hal ini karena dia juga bersikap seperti itu kepada saya. Okelah kalau kebaikan dibalas dengan kebaikan lagi. Rasanya gampang banget, dan akan semakin memberi manfaat yang positif. Juga tentu akan membuat hidup ini jadi indah, harmonis, dan menyenangkan. Tapi kalo kita juga punya  prinsip membalas sebuah kejahatan dengan kejahatan, apakah hati dan pikiran kita menjadi tenang, apakah kehidupan itu akan menjadi lebih baik dan indah? Bukankah itu berarti kita sama aja dengan mereka yang melakukan kejahatan tersebut?

Betapa saya sering sekali punya pikiran untuk membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan pula. Bahkan mungkin kita niatkan balasan kita itu akan lebih menyakitkan, lebih sadis, dsb.

Mungkin gak terucap, tapi bila niat itu sudah terpatri dalam hati, maka hal ini pun sudah tercatat oleh para malaikat Allah SWT. Niat tentu akan mempengaruhi tindakan kita.  Selanjutnya, tindakan kita pun jadi “berbeda”, seperti mengucilkan, menjauhi, bahkan memusuhi. Mungkinkah kejahatan/kesalahan orang lain bisa kita respon (kita balas) dengan tindakan yang positif, kebaikan dan doa?


Harus kita usahakan demikian! Mengapa? Semua tentu kita meneladani Rasulullah. Rasulullah yang dilempari orang-orang kampung hingga berdarah-darah, pun gak membalas dengan yang bersifat menyakiti orang lain. Beliau justru menghalangi malaikat yang sudah siap menimpakan bukit besar ke kaum yang menyakiti Rasulullah. Bukan hanya itu, beliau malah mendoakan kaum itu. Rasulullah pernah menjenguk orang non muslim yang sakit walaupun orang tersebut sering meludahinya. Rasulullah juga menyuapi pengemis buta yang sering mengumpat dan memfitnah beliau.

Bila ada orang lain yang berbeda pendapat dengan kita, lalu menyampaikan kritik pedas dan keukeuh dalam pendiriannya, terkadang kita merasa gemas, pengen meledak, bahkan pengen memukuli atau menyerang dia. Kita jadi menjaga jarak dan “memusuhi” dia. Dan semakin berseberanganlah pandangan kita dengannya. Padahal bila diperlakukan sebagaimana Rasulullah memperlakukan orang-orang yang mencela, memfitnah, mencaci-maki, meludahi, bahkan melempari beliau dengan batu, dengan respon tetap menghargai, tetap sopan, dan bahkan mendoakan demi kebaikan dia, tentu hasilnya akan lain.

Meskipun adalah MUSTAHIL seseorang bisa menyamai sifat Rasulullah, paling gak kita harus berupaya sekuat dan semampu mungkin untuk meneladaninya.  Kita perlu terus menerus terpacu dengan keteladanan Rasulullah dan terus saling menasihati orang lain untuk meneladani sikap mulia Rasulullah tersebut.


READ MORE - Kejahatan dibalas dengan kebaikan..? Mungkinkah..?

Minggu, 09 Januari 2011

HUJAN MALAM

. Minggu, 09 Januari 2011
0 komentar

Langit malam ini tidak bersahabat,angin bertiup cukup kencang.Pohon diluar sana seperti bernyanyi.Malam ini,seperti biasa saya harus jihad untuk memberikan nafkah kepada keluarga saya.Tidak seperti malam-malam yang kemarin sempat mencekam,karena ulah segelintir orang yang mengaku sebagai preman.Malam ini,suasana hujan menambahkan kedamaian.Segelas kopi dan rokok menjadi teman dalam kesendirian ini.

Malam ini ribuan galon aer tumpah dari langit, sebuah awal dan akhir. Wujud tak nampak, hanya denting suara dan hembusan angin malam yang ikhlas membawa kabar. Urat-urat tanah yang beruntunglah yang menerima darah-darah hujan yang melewatinya. Nasib dan takdir. Jika memang hujan mampir, nasib yang menentukan aer hujan melewatinya. Lepas dari kealpaan sang pemilik tanah yang lupa membuka jalur selokan, atau arah aer hujan yang tidak membelakanginya.

Takdir yang menentukan pertemuan mereka. Sekenario yang sudah dicatat mendetail ketika masa belum terdefinisi. Sebuah cerita yang pasti ada, yang terjadi dengan perantara takdir. Catatan kepastian yang tak bisa di hindarkan.

Kelamnya malam adalah rundungan suasana jiwa, yang terkumpul menumpuk. Menanti kesempatan untuk berteriak lepas. Siang bisa saja mendominasi, memberikan penghidupan dan cerita yang beraneka ragam. Tetapi hanya malam yang bisa menjadi penyeimbangnya, menyerap energi penghidupan, meninabobokan dengan cerita dari dunia lain yang lebih beragam dan abstrak, yang akan selalu digali oleh para pencari kegiatan.

Bulan bintang tak ada disini, peran mereka ditunda hingga temu kangen ini berakhir.Tak ada yang menolak, hujan dan awan yang biasanya selalu mengalah disetiap kesempatan kini menjadi sang otoriter mendadak. Berlaku acuh akan sekitarnya. Wajar, ada batas kebisaan untuk menanggung sebuah beban cerita yang menumpuk dan siap membuncah.

Dan hujan terus turun, gerimis sangat mungkin awet hingga pagi. Mungkin hingga aku terlelap dan organ-organ tubuhku yang tak pernah lelah untuk beristirahat akan tertidur diantara dentingan yang akan terus bersimponi sepanjang malam. Tapi entahlah, aku tak yakin.

Darahku hujanku, dan jiwaku adalah malam-malam kelam ini. Hanya butuh sedikit sinar, untuk benar-benar bisa kulihat cerita-cerita itu. Ada tau dimana cahaya itu?
READ MORE - HUJAN MALAM

Jumat, 07 Januari 2011

Dahsyatnya BISMILLAH

. Jumat, 07 Januari 2011
1 komentar

Hmmm....malam ini sepertinya mencekam banget,semenjak kejadian warnet saya didatangin preman dan ngamuk-ngamuk.Ditambah malem jum'at kliwon,hujan diluar...dan user ga ada yang datang.....aaaahk lengkap banget rasa mencekam ini.
Iseng,browsing menjelajah dunia maya,saya mendapatkan satu artikel yang bagus dan sangat berguna.Artikel yang mengulas habis tentang dahsyatnya kata BISMILLAH,subhanallah....Maha suci Engkau Ya Allah....
Kita mengaku orang islam namun kadang dalam melakukan aktifitas yang baik jarang mengucapkan bismillah,padahal begitu besar manfaat dan kegunannya dalam kehidupan kita.Kita kadang,mungkin,terlalu menganggap remeh kata bismillah.Tapi setelah membaca artikel yang saya dapatkan,alhamdulillah menambah pengetahuan saya dalam islam.
berikut petikan artikel yang saya dapatkan dari http://pesantren.or.id.42303.masterweb.net/dalwa.bangil/cgi-bin/dalwa.cgi/al_bashiroh/tafsir/05-jan07-bismillah.single.

Basmalah,
بسم الله الرحمن الرحيم

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,"

Kalimat di atas mempunyai kandungan arti yang sangat besar. Bacaan basmalah ini sangat mudah untuk diucapkan, akan tetapi keistimewaan dan keutamaannya sangatlah besar. Sebagian orang arif billah mengatakan bahwasanya basmalah ini adalah kalimat yang suci dari pada hidayat Allah yang tersimpan dan rahasia Allah yang ada pada para kekasihnya serta sarana yang cepat untuk sampai kepada Allah bagi siapa saja yang ditolongnya, juga sebagai rahmat yang khusus bagi penghuni sorga. Dan sangat banyak sekali riwayat-riwayat tentang keistimewaan, keutamaan dan kandungan basmalah, diantaranya sebagai berikut.
Keberkahan

Rasulullah telah bersabda,
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع

"Segala aktifitas yang dianggap penting dalam islam dan tidak dimulai dengan basmalah maka tidak akan ada barokahnya."
Mengusir bala'

Pernah Rasulullah berkata pada sayidina Ali Karomallah Wajhah, "Wahai Ali, maukah engkau aku ajari beberapa kalimat yang harus kau baca jika ada sesuatu yang menyulitkanmu." Sayidina Ali menjawab, "Tentu dan semoga Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu." Maka beliau bersabda, "Bila kau ada pada sesuatu yang sulit ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

_"Maka sesungguhnya dengan bacaan itu Allah Subhanahu Wata'ala akan menyingkirkan segala macam bala"."

Kunci segala permintaan

Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbah ra., "Bahwasanya Allah Subhanahu Wata'ala memberi kalimat-kalimat ini
(بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم ? )

Suatu kerajaan yang tidak diberikan pada kalimat-kalimat lain. Kalimat ini bisa menyempurnakan kesucian, menghalalkan penyembelihan, mencegah syetan dari ajakan-ajakan, bembuat anak kecil dan lainnya enak makan dan minum. Walaupun jika seorang mengucapkan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Dengan kesungguhan hatinya, lalu dia masuk kelautan niscaya tidak akan menenggelamkannya, dan jika masuk ke dalam api niscaya tidak membakarnya, dan jika masuk ke tengah-tengah ular dan kalajengking, niscaya tidak akan menggigitnya, dan jika dibacakan di atas kuburan seorang mukmin niscaya akan terangkat azab dari kuburan itu dengan berkat bacaan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
 

Pencegah dan Hijab dari Syetan

Telah diriwayatkan bahwasanya setiap orang yang ingin masuk rumah pasti setan mengikutinya, maka jika seseorang masuk rumah lalu mengucapkan
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Setan menyeru, "Tidak ada tepat masuk untukku pada rumah ini".
 

Jika seseorang menyantap makan seraya berucap
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Setan menyeru, "Di sini tidak ada makananku".

Jika seseorang ingin minum seraya berucap
بِسْمِ اللهِ

Setan menyeru, "Di sini tidak ada minumanku."

Jika seseorang ingin tidur lalu mengucapkan
بِسْمِ اللهِ

Setan menyeru, "Di sini tidak ada tempat tidur buatku."

Jika meninggalkan basmalah tetkala masuk, maka setan ikut masuk. Jika meninggalkan basmalah tetkala makan, maka setan ikut makan. Jika minum maka setan meletakkan mulutnya terlebih dulu pada gelas yang dia bawa. Jika seorang ingin bersetubuh dan tidak membaca basmalah, maka setan ikut serta bersetubuh bersamanya. Hingga terlahirlah bayi yang dihasilkan dari maninya yang bercampur dengan mani setan, sehingga anaknya menjadi buta, sebagian ada yang buta sebelah, ada yang pincang, ada juga yang fasiq, ada yang kafir dan lain-lain.

Allah Subhanahu Wata'ala telah berfirman
وشاركهم في الأموال والأولاد

dan juga sangat banyak riwayat-riwayat dari hadits tentang hal itu.
Rahasia dan Keistimewaan Basmalah

Para ulama telah menyebutkan banyak sekali dari pada keistimewaan basmalah, di antaranya:

1. Jika dibaca tetkala ingin tidur 21x maka ia akan terjaga dari kematian yang mendadak, mencegah segala macam bala dan bencana dan di malam itu dia akan aman dari kejahatan setan, kecurian dan kebakaran.
2. Dibaca 100x untuk orang yang sakit atau terkena sihir.
3. Dibaca 113x dihari jumat seraya memohon hajatnya.
4. Dibaca 313x serta membaca sholawat 100x, untuk tambahan rezeki.
5. Dibaca 787x untuk hajat secara umum.
READ MORE - Dahsyatnya BISMILLAH

Keajaiban Perang Gaza

.
0 komentar

Saya mencari dengan browsing Google tentang keajaiban di perang Gaza. Alhamdulillah saya menemukan artikel keajaiban perang Palestina di http://www.unik.us/b-8/kisah-kisah-keajaiban-perang-di-gaza-palestina/. Karomah dalam perang di Gaza tersebut antara lain:
Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.

Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.


Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.


Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.

Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.

Berikut ini adalah rangkuman kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.

Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.

Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.

Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,

“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.
Saksi Serdadu Israel
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.

Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).

Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)

Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.

Nb : pertolongan ALLAH itu sangatlah dekat kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa....saya cuma bisa komentar....ALLAHU AKBAR......ALLAHU AKBAR.....
sumber : http://www.unik.us/b-8/kisah-kisah-keajaiban-perang-di-gaza-palestina/
READ MORE - Keajaiban Perang Gaza

Selasa, 04 Januari 2011

Mengalah untuk menang

. Selasa, 04 Januari 2011
0 komentar

Mengalah???

Hemm… kaya’nya ini adalah kata yang menyedihkan. Amat menyedihkan bahkan… Ketika mendengar kata mengalah, pasti yang terlintas dalam pikiran kita adalah:
Orang2 yang pesimis….
Orang2 yang gampang menyerah…..
Orang yang pasrah sama keadaan….

Tapi sobat…
Benarkah itu???
Mengalah memang gak mudah, sangat pahit bahkan. Namun sobat, efek yang dihasilkan, insya Allah sangatlah besar (mengalah untuk hak2 yang benar tentunya)
Enak dan nyaman duduk di bus sementara di samping ada ibu2 hamil yang harus berdiri karena gak kebagian tempat duduk? Itu tak sopan. Mengalahlah….
Diejek habis2an oleh teman. Apakah kita akan balik mengejek? Itu tak benar. Diam sajalah. Mengalahlah….
Namun Sobat, mengalah gak selalu pahit. Mengalah gak selalu sakit. Mengalah itu indah, begitu indah jika sobat pahami maknanya. Jika sobat hayati maksudnya. Jika sobat nikmati prosesnya.
Ya. Yakinlah dengan janji Allah. Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang selalu sabar dan memohon doa pada-Nya.
Mengalah butuh keberanian. Butuh keteguhan. Mengalahlah untuk mencicipi hal yang luar biasa indah di hadapan-Nya. Mengalahlah, sabar, dan senyumlah… insya Allah hidup ini indah….

Hadapi dengan senyuman
Semua yang terjadi, biar terjadi….
Hadapi dengan tenang jiwa
Menyerahlah untuk menang……

post at : http://vhauzie0611.blogspot.com
READ MORE - Mengalah untuk menang

Saya dan Orang Miskin

.
0 komentar

“GUE sudah resmi jadi orang miskin,” katanya, sambil memperlihatkan Kartu Tanda Miskin, yang baru diperolehnya dari kelurahan. “Lega rasanya, karena setelah bertahun-tahun hidup miskin, akhirnya mendapat pengakuan juga.”
Polos dan spontan kluar dari mulutnya.Kartu Tanda Miskin itu masih bersih, licin, dan mengkilat karena di-laminating. Dengan perasaan bahagia ia menyimpan kartu itu di dom­petnya yang lecek dan kosong.

“Nanti, kalo gue pengen belanja, Gue tinggal menggeseknya.”ucapnya bangga.
Diam-diam saya suka mengintip rumah orang mis­kin itu. Ia sering duduk bengong sendiri, sementara anak-anaknya yang dekil dan kumel bermain riang dilapangan me­nahan lapar. “Kelak, mereka pasti akan men­jadi orang miskin yang baik dan sukses,” batinnya berujar.

Suatu sore, saya melihat orang miskin itu me­nik­mati teh pahit bersama istrinya. Saya dengar orang miskin itu berkata mesra, “Ceritakan ki­sah paling lucu dalam hidup kita….”

“Ialah ketika aku dan anak-anak begitu kelaparan, lalu menyembelihmu,” jawab istrinya.Mereka pun tertawa.Saya selalu iri menyaksikan kebahagiaan me­reka.
Orang miskin itu dikenal ulet. Ia mau bekerja serabutan apa saja. Jadi tukang becak, kuli angkut, buruh bangunan, pemulung, tukang parkir. Pendeknya, siang malam ia membanting tulang, tapi alhamdulillah tetap miskin juga. “Barangkali aku memang turun-temurun dikutuk jadi orang miskin,”ujarnya, tiap kali ingat ayahnya yang miskin, kakeknya yang miskin, juga simbah buyutnya yang miskin.

Ia pernah mendatangi dukun, berharap bisa mengubah garis buruk tangannya. “Kamu memang punya bakat jadi orang miskin,” kata dukun itu. “Mestinya kamu bersyukur, karena tidak setiap orang punya bakat miskin seperti kamu.”

Saya dengar, sejak itulah, orang miskin itu berusaha konsisten miskin.

Pernah suatu hari , dengan malu-malu, ia berbisik kepada saya. “Kadang bosan juga gue jadi orang miskin. Gue pernah berniat memelihara tuyul atau babi ngepet. Gue pernah juga hendak jadi pelawak, agar sukses dan kaya,” katanya. “Lo tahu kan, gak perlu lucu jadi pelawak. Cukup modal tampang bego dan mau dihina-hina.”

“Lalu kenapa lo gak jadi pelawak aja?”

Ia mendadak terlihat sedih, lalu bercerita, “Gue kenal orang miskin yang jadi pelawak. Ber­tahun-tahun ia jadi pelawak, tapi gak pernah ada yang tersenyum menyaksikannnya di panggung. Baru ketika ia mati, semua orang tertawa.”

Kadang-kadang, ketika merasa sedih dan la­par, orang miskin itu suka menghibur diri di depan kaca dengan gerakan-gerakan badut paling lucu yang gak pernah bisa membuatnya tertawa.


Orang miskin itu akrab sekali dengan lapar. Se­tiap kali lapar berkunjung, orang miskin itu selalu mengajaknya berkelakar untuk sekadar me­lupakan penderitaan. Atau, seringkali, orang mis­kin itu mengajak lapar bermain teka-teki, untu­k menghibur diri. Ada satu teka-teki yang selalu diulang-ulang setiap kali lapar da­tang ber­tandang.

“Hiburan apa yang paling menyenangkan ke­tika lapar?” Dan orang miskin itu akan menja­wabnya sendiri, “Musik keroncongan.”

Dan lapar akan terpingkal-pingkal, sambil menggelitiki perutnya.


Yang menyenangkan, orang miskin itu memang suka melucu. Ia kerap menceritakan kisah orang miskin yang sukses, kepada saya. “Gue punya kolega orang miskin yang gue kagumi,” katanya. “Dia merintis karier jadi pengemis untuk membesarkan empat anaknya. Sekarang satu anaknya di ITB, satu di UI, satu di UGM, dan satunya lagi di Undip.”

“Wah, hebat banget!” ujar saya. “Semua kuliah, ya?”

“Tidak. Semua jadi pengemis di kampus itu.”



Orang miskin itu sendiri punya tiga anak yang ma­sih kecil-kecil. Paling tua berumur 8 tahun, dan bungsunya belum genap 6 tahun. “Gue pengen mereka juga menjadi orang miskin yang baik dan benar sesuai ketentuan undang-undang. Setidaknya bisa mengamalkan kemiskinan me­reka secara adil dan beradab berdasarkan Pan­casila dan UUD 45,” begitu ia sering berkata, yang kedengaran seperti bercanda. “Itulah sebabnya gue gak pengen mereka jadi pengemis!”

Tapi, seringkali saya perhatikan ia begitu bahagia, ketika anak-anaknya memberinya recehan. Hasil dari mengemis.



Pernah suatu malam kami nongkrong di wa­rung pinggir kali. Bila lagi punya uang hasil anak-anaknya mengemis, ia memang suka me­manjakan diri menikmati kopi. “Orang miskin per­lu juga sesekali nyantai, kan? Lagi pula, be­ginilah nikmatnya jadi orang miskin. Punya ba­nyak waktu buat leha-leha. Makanya, sekali-kali, cobalah jadi orang miskin,” ujarnya, sam­bil menepuk-nepuk pundak saya. “Kalau lo miskin, lo akan punya cukup tabungan pen­de­ritaan, yang bisa digunakan untuk membia­yai lo sepanjang hidup. Lo bakalan punya cadangan kesedihan yang melimpah. Jadi Lo nggak kaget kalau susah.” Kemudian pelan-pe­lan ia menyeruput kopinya penuh kenikmatan.

Saat-saat seperti itulah, diam-diam, saya suka mengamati wajahnya.


Wajah orang miskin itu mengingatkan saya pada wajah yang selalu muncul setiap kali saya berkaca. Dalam cermin itu kadang ia menggoda saya dengan gaya badut paling lucu yang gak pernah buat saya tertawa. Bahkan, setiap kali ia meniru gerakan saya, aku selalu pura-pura gak melihatnya.

Pernah, suatu malam, saya melihat bayangan orang miskin itu keluar dari dalam cermin, ber­jalan mondar-mandir, batuk-batuk kecil minta diperhatiin. Ketika saya terus diam saja, saya lihat ia kembali masuk dengan wajah kecewa.

Sejak itu, bila saya berkaca, saya kerap melihat­nya tengah berusaha menyembunyikan isak ta­ngisnya.

Ada saat-saat di mana saya perhatikan wajah orang miskin itu diliputi kesedihan. “Jangan sa­lah paham,” katanya. “Gue sedih bukan ka­rena gue miskin. Gue sedih karena banyak se­kali orang yang malu mengakui miskin. Banyak sekali orang bertambah miskin karena selalu berusaha agar gak kliatan tampak miskin.”

Entah kenapa, saat itu mendadak saya merasa ki­kuk dengan penampilan saya yang perlente.

Bila lagi sedih orang miskin itu suka datang ke pengajian. Tuhan memang bisa menjadi hiburan menyenangkan buat orang yang lagi kesusahan, katanya. Ia akan terkantuk-kantuk sepanjang ceramah, tapi langsung semangat begitu makanan dibagikan.


“Gak gampang memang jadi orang miskin,” ujar orang miskin itu. “Cuma orang miskin ga­dungan yang mau mati bunuh diri. Untunglah, sekarang gue udah resmi jadi orang miskin,” ujarnya sembari menepuk-nepuk dompet di pantat teposnya, di mana Kartu Tanda Miskin itu dirawatnya. “Ini bukti kalau aku orang miskin sejati.”

Orang miskin punya ponsel itu biasa. Hanya orang-orang miskin yang ketinggalan zaman a­ja yang gak mau berponsel. Tapi saya tetap sa­ja kaget ketika orang miskin itu muncul di ru­mah saya sambil menenteng telepon genggam.

“Orang yang sudah resmi miskin kayak gue, boleh dong bergaya!” katanya dengan gagah. Lalu ia sibuk memencet-mencet ponselnya, menelepon ke sana kemari dengan suara yang sengaja dikeras-keraskan, “Ya, hallo, apa kabar? Bagaimana bisnis kita? Halooo….”

Padahal ponsel itu gak ada pulsanya.

Ia juga punya kartu nama sekarang. Di kartu na­ma itu bertengger dengan gagah namanya, tem­pat tinggal, dan jabatannya: Orang Miskin.

Ia memang jadi kelihatan keren sebagai orang mis­kin. Ia suka keliling kampung, menenteng pon­sel, sambil bersiul entah lagu apa. “Sekarang anak-anak gue gak perlu lagi repot-repot me­ngemis dengan tampang dimelas-melaskan,” ka­tanya. “Buat apa? Toh sekarang kami sudah nya­man jadi orang miskin. Tak sembarang orang bisa punya Kartu Tanda Miskin seperti ini.”

Ia mengajak saya merayakan peresmian kemiskinannya. Dibawanya saya ke warung yang biasa dihutanginya. Semangkuk soto, ayam goreng, sam­bal terasi dan nasi—yang tambah sampai tiga kali—disantapnya dengan lahap. Sementa­ra saya cuma memandanginya.

“Terima kasih telah mau merayakan kemiskinan gue,” katanya. “Karena gue telah benar-benar resmi jadi orang miskin, sudah sepantasnya kalau elo yang membayar semuanya.”

Sambil bersiul ia segera pergi.

Ketika tubuhnya digerogoti penyakit, dengan enteng orang miskin itu melenggang ke rumah sakit. Ia menyerahkan Kartu Tanda Miskin pada suster jaga. Karena banyak bangsal kosong, suster itu menyuruhnya menunggu di lorong. “Beginilah enaknya jadi orang miskin,” batinnya, “dapat fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.

Setelah tanpa pernah diperiksa dokter, ia disuruh pulang. “Anda sudah sembuh,” kata pe­rawat, lalu memberinya obat murahan.

Orang miskin itu pulang dengan riang. Kini gak akan pernah lagi takut pada sakit. Saat anak-anaknya gak pernah sakit, ia jadi kecewa. “Apa gunanya kita punya Kartu Tanda Miskin kalau lu semua gak pernah sakit? Gak baek orang miskin selalu sehat.”

Mendengar itu, mata istrinya berkaca-kaca.



Beruntung sekali orang miskin itu punya istri yang tabah, kata orang-orang. Kalau tidak, perempuan itu pasti sudah lama bunuh diri. Atau memilih jadi pelacur ketimbang terus hidup dengan orang miskin seperti itu.

Suatu sore yang cerah, saya melihat orang mis­kin itu mengajak anak istrinya pergi berbelanja ke mal. Benar-benar keluarga miskin yang sa­kinah, batin saya. Ia memborong apa saja sebanyak-banyaknya. Anak-anaknya terlihat begitu gembira.

“Akhirnya kita juga bisa seperti mereka,” bi­sik orang miskin itu pada istrinya, sambil me­nunjuk orang-orang yang sedang antre memba­yar dengan kartu kredit. Di kasir, orang mis­kin itu pun segera mengeluarkan Kartu Tan­da Miskin miliknya, “Ini kartu kredit saya.”

Tentu saja, petugas keamanan langsung mengusirnya.

Ia tenang anak-anaknya gak bisa sekolah. “Buat apa mereka sekolah? Entar malah jadi kaya,” katanya. “Kalau mereka tetap miskin, malah banyak gunanya, kan? Biar ada yang terus berdesak-desakan dan saling injak setiap kali ada pembagian beras dan sumbangan. Biar ada yang terus bisa ditipu setiap menjelang pemilu. Lo tahu, itulah sebabnya, kenapa di negeri ini orang miskin terus dikembangbiakkan dan dibudidayakan.”

Takdir memang selalu punya cara yang Gak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Tanpa firasat apa-apa, orang miskin itu mendadak mati. Anak-anaknya hanya bengong memandangi mayatnya yang terbujur menyedihkan di ranjang. Sementara istrinya terus menangis, bukan karena sedih, tapi karena bingung mesti beli kain kafan, nisan, sampai harus bayar lunas kuburan.

Seharian perempuan itu pontang-panting cari utangan, tetapi tetap saja uangnya gak cukup buat biaya pemakaman. “Bagaimana, mau dikubur tidak?” Para pelayat yang sudah lama menunggu mulai menggerutu.

Karena merasa hanya bikin susah dan merepotkan, maka orang miskin itu pun memutuskan untuk hidup kembali.

Sejak peristiwa itu, saya perhatikan, ia jadi sering murung. Mungkin karena banyak orang yang kini selalu mengolok-oloknya.

“Dasar orang miskin keparat,” begitu sering orang-orang mencibir bila ia lewat, “mau mati a­ja pake nipu.”

“Apa dikira kita nggak tahu, itu kan akal bulus biar dapat sumbangan.”

“Dasarnya dia emang suka menipu, kok! Ingat nggak, dulu ia sering keliling minta sumbangan, pura-pura buat bikin masjid. Padahal hasilnya ia tilep sendiri.”

“Kalian tahu, kenapa dia gak jadi mati? Kare­na neraka pun gak sudi menerima orang miskin kayak dia!”

Orang-orang pun tertawa ngakak.

sekedar iseng post at: http://vhauzie0611.blogspot.com

READ MORE - Saya dan Orang Miskin

 

lorem ipsum 8

lorem ipsum 9

YOUR BLOG TITLE is proudly powered by o-om.com | Modif by BLOG SulthanYusuf