Sering kali batas antara cinta dan persahabatan itu sangatlah kecil, hanya tertutup tirai yang samar dan amat tipis. Membuat kita kadang salah mengartikan perhatian seseorang. Apakah itu perhatian dari seorang sahabat atau ternyata lebih dari itu.
Cinta bisa dimulai dari persahabatan tapi persahabatan juga bisa berakhir karena cinta.
PERHATIAN !!!!!!
Gw coba ungkapin dalam tulisan ini, kejadiannya adalah rekayasa gw aja. dan nama- nama tokoh didalam cerita ini adalah benar adanya dan mereka memang benar-benar ada didunia nyata....kekekkekek.....sorry nama lu semua gw jadiin" tersangka " lagi......:D
"Hallo, apa kabar?" Sapa seseorang di seberang sana yang langsung hendry kenali sebagai suara Bunga.
"Hai, alhamdullilah baik. Kamu apa kabar?"
"Baik. Lagi sibuk? Aku mau ketemu. Ke kantor boleh? Ada yang mau aku kasih ke kamu."
"Enggak, bunga lagi enggak sibuk. kang mo kasih bunga apa?"
"Nanti aja. Lunch time ya."
"Okey. bunga tunggu."
Tut-tut-tut pembicaraan telephone itu pun berakhir.
...................................................lewatin aja yang ini
Sudah lama mereka tidak bertemu. Sejak hendry lulus kuliah. Tidak ada yang berubah dari dia. Sosoknya tinggi, kurus, dan kulit yang untuk ukuran cowok bisa dibilang sawo mateng, lebih putih dari bunga. Memakai topi, kaos dan tas postman favoritnya, seragam kebesaran jika ke kampus.
Bunga sedang menerima telephone saat dia masuk. bunga minta dia duduk di sofa yang ada di sudut ruangan. Sambil menunggu dia membaca koran yang ada di meja. Setelah selesai bunga pun menghampirinya.
"Masih betah aja di sini neng?."
"Ya begitulah. kamu gimana? Udah lulus belum?"
"Belum, tinggal skripsi tapi aku kerja di Bekasi sekarang. Di perusahaan penerbitan."
"Terus gimana dengan kuliahnya?"
"Ya bolak-balik, Bekasi - Jakarta. Lagian tinggal konsultasi buat bab terakhir, revisi lalu ujian."
"Oooo. Eh, tadi katanya mau kasih bunga sesuatu. Apa?"
"Oh iya. Ini." Dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Kertas berwarna coklat dengan gambar kerang dan bintang laut. Di situ tercetak dua inisial huruf yang saling bertaut dalam tinta emas. Undangan pernikahan.
"Aku mau menikah bulan depan. Datang ya." Katanya sambil menatapku dan menyerahkan undangan itu.
Kabar ini menggembirakan dan sekaligus mengejutkan buat bunga, seperti juga kedatangannya siang itu. Dia akan menikah. bunga gak pernah melihat atau mendengarnya mempunyai seorang pacar. Selama persahabatan kami, dia pun jarang sekali bercerita tentang hal ini. Pernah suatu kali dia bilang kalau dia punya seseorang di Jakarta namun hubungan mereka sudah lama berakhir. Jodoh memanglah di tangan Tuhan, karena cewek itu yang akan dinikahinya sekarang.
Rupanya bukan hanya itu saja kejutan dari dia.
"Selamat ya kang."
"Iya, makasih. Eh, kamu masih sama Arie Sumbalat?"
"Enggak. Kita sudah selesai. Jomblo lagi nich ceritanya. Hehehe."
"Nga, kamu tau nggak kalau selama ini aku suka kamu." Pernyataannya ini benar-benar membuat bunga terkejut.
"Suka ma bunga? akang becanda yaa. Nggak lucu."
"Iya, bener, tapi kamu cuek banget ma aku."
Bunga mencoba mencari kebenaran atas apa yang barusan dia ucapkan. Dia tersenyum dan terus menatap, membuatnya salah tingkah.
Sepulangnya ingatan bunga menerawang jauh. Bunga biru, bola Coca-Cola, bioskop, kejutan saat ultahku ke-25 dan perhatiannya. Semua itu untuk menunjukan sesuatu yang lebih dari sekedar sahabat. Bunga baru menyadarinya.
"Tau gak kang, Bunga sebenarnya juga pernah punya rasa itu. Tapi bunga takut, takut salah mengartikan semua itu. Bunga memilih untuk mematikan rasa yang ada dan menganggap Akang sebagai sahabat, tidak lebih dari itu. Maaf."
.......................................................yang ini juga ya
Rumah yang berada di daerah Yogyakarta atas itu begitu besar. Rumah kuno bercat putih dengan arsitektur jaman Belanda. Cukup susah menemukan rumah ini karena bunga gak begitu mengenal daerah itu. Di halamannya yang luas masih ada beberapa kursi dan orang-orang yang mengobrol, mungkin mereka adalah kerabat dari sang pengantin wanita. Masih terlihat kursi pelaminan di sana.
Bunga gak datang pada saat resepsi melainkan sore harinya. Ditemani heru dan jams teman kampus yang juga mengenalnya.
Dia menyamput kedatangn kami semua, mempersilahkan kami masuk. Kami mengobrol di balkon rumah sambil menikmati matahari tenggelam yang terlihat indah dari situ.
Seorang cewek cantik bergabung dan diperkenalkan sebagai pendamping hidupnya kini. Eva Supanga Suryadiningrat, itulah namanya. Cewek cantik dengan wajah keibuan. Tinggi dan berkulit sawo matang. Seorang karyawan swasta di perusahaan yang bergerak dibidang jasa telepon.
Bunga melihat masing-masing di jari manis mereka telah melingkar cincin emas putih bermata berlian tanda ikatan seumur hidup. Gembira sekaligus iri melihat kemesraan mereka. Berpikir kapan aku bisa segera seperti mereka.
Persahabatan kami tetap berjalan setelah dia menikah. Komunikasi tetap terjalin lewat telephone atau sms.
"Akang pinter pilih istri. Eva baik dan cantik." Katanya suatu hari saat dia menelepon.
"Iya, makasih. Tapi ada sesuatu yang lebih aku suka dari kamu."
"Apa?"
Dia hanya tertawa dan bunga pun gak ingin tau lebih dari itu.
Entah mengapa dia mengungkapkan perasaannya saat sebelum Henry menikah. Entah apa yang dia suka dari Bunga. Yang bunga tau pasti dia adalah sahabat buat bunga.
Nb: Gw tunggu komen lu semua......kekekekkekekkekek.......
0 komentar:
Posting Komentar
perlu kritikan silahkan isi disini ya