Jumat, 22 Januari 2010

::: Jangan Campurin Urusan Orang Lain :::

. Jumat, 22 Januari 2010

Okeh..lanjutan tulisan gw...its my life

Pernah dalam posisi kayak gini gak..? campurin urusan yang bukan urusan kita....??
Kalo gw sebaliknya, urusan gw diikut campurin sama orang laen...kampret bete banget rasanya.....

OKeh...buat yang ngerasa telah mencampuri urusan gw....gak ada kata lain...Up what u said....if we reap evil evil be rewarded, if we are to reap the good will kindness repaid...Only God is omniscient...Amin...

Back to Laptop....
Entah kenapa, ada dari kita yang selalu punya kecenderungan untuk menjadi sosok yang gemar sekali mencari-cari kesalahan orang laen. Lihat aja betapa mudahnya seseorang menuntut dan mengkritik orang laen. Sebenarnya boleh-boleh aja mengkritik teman atau siapa pun, tapi dalam menyampaikan kritik, saran atau sebuah koreksi, sebaiknya kita tetap menghormati orang yang kita kritik. Karena itu dalam menyampaikan informasi yang sifatnya sebuah koreksi, sebaiknya kita menyampaikannya dengan cara yang baik, ramah dan lembut. Dan jangan pernah menyampaikan dengan cara yang langsung menyudutkan dan menyalahkan, tapi sampaikanlah pendapat kita dengan cara yang baik, santun dan bijak.

( sruput kopi dolo...)

Ada pepatah yang bilang gini, BERKATALAH YANG BAIK ATAU DIAM. Ya, kita sebagai manusia memang telah dikasih banyak banget nikmat oleh Allah SWT termasuk nikmat dapat berbicara, keterlaluan kalo yang mulutnya kayak embeeeeeeeeRrrr. Akan tetapi, banyak yang salah menggunakan nikmat ini. Mereka gak mengerti bahwa mulut yang telah dikaruniakan oleh-Nya seharusnya dapat dijaga dengan baik dan digunakan hanya untuk kebaikan.( mudah-mudahan dibaca neh sama ybs....)..:D
Tentang hal ini, gw bertanya sama mbah google, dan disuruh ucapin mantra hadist nabi tentang ngomongin orang lain :

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam” (Muttafaq ‘Alaihi) Lalu dalam hadist lain disebutkan: “Allah SWT memberi rahmat keapda orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapat keselamatan.” (HR. Ibnul Mubarak)

Kalaupun memang kita mau kritik orang laen kita kudu bijak, kita juga harus memusatkan perhatian pada kemampuan orang yang kita kritik. Carilah satu kelebihan dalam diri orang tersebut. Walaupun tampaknya dimata kita kemampuannya kecil/sepele dan kita masih bisa jauh lebih baek dari orang tersebut. Tapi, cobalah bertanya sama diri sendiri, bagaimana kalo kita berada di posisi orang yang kita kritik, tanpa mempertimbangkan sedikitpun, kebenaran dan kemampuannya?

Kita juga kudu memeriksa kembali apa motif kita mengkritik (coba lu tanya dengan jujur pada diri sendiri). Dan tanyakan juga apa keuntungan yang kita raih setelah mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang laen. Karena, apabila yang namanya kritik itu, hanyalah sebuah upaya untuk menonjolkan konsep tentang diri sendiri. Atau kadang untuk buktiin bahwa kita lebih pintar dari orang yang kita kritik (yang kita cari-cari kesalahannya, kelemahannya). Kalo motif kita kayak gitu , maka segeralah berhenti untuk mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang laen. Ketahuilah, Gak ada orang yang luput dari salah dan khilaf, dan begitupun diri kita.

Daripada kita terus menerus menyibukkan dan melelahkan diri kita dengan mengorek-ngorek dan mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang lain, yang bisa kita jadikan senjata untuk menyerangnya, bukannya lebih baek kita berpikir positif. Coba tanyain dengan jujur sama diri kita sendiri, sudah mampu blom kita berbuat lebih baek dari orang yang kita kritik atau kita cari-cari kesalahannya? Caranya cuma satu, yakni dengan pembuktian, lakuin ”sama persis” ”segala hal” yang dilakukan orang yang kita cari-cari kesalahannya. Kita buktiin pada diri sendiri dan dunia, apakah kita bisa melakukannya sama dengan orang yang kita cari-cari kesalahan/ kekurangannya, atau kita bisa melakukannya lebih baek dari orang tersebut? Semua ini hanya bisa diketahui dengan ”pembuktian”.

( bakar rokok dolo... )

Istilahnya, jangan cuma sekedar bisa meng-kritik atau mencari-cari kesalahan orang laen aja donk cuuy, coba lu lakuin terlebih dahulu, ”semua hal” yang dilakuin orang yang kita kritik atau yang kita cari-cari kesalahannya, kemudian lihat hasilnya , apakah hasil yang kita capai lebih baek darinya, sama dengannya atau lebih buruk darinya? Mampukah kita berbuat seperti dia, sebaik dia, atau lebih baek dari dia? Dan kalaupun ternyata kita memang mampu berbuat lebih baek daripada orang yang kita cari-cari kesalahannya/kritik, maka bersyukurlah, jangan sampai hal tersebut menjadikan kita ujub dan gak berarti hal tersebut membolehkan kita meneruskan mencari-cari kesalahan orang laen.
Kita sebagai umat islam gak berhak untuk mencari-cari kesalahan orang laen lalu nyebarin apalagi berusaha mempermalukan orang tersebut didepan umum.Sama aja kita makan daging bangkai.

Firman Allah SWT berikut ini: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujuraat [49] : 12)

Sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

Jadi, sebaiknya kita kudu pelihara perkataan dan perbuatan kita, memang tampaknya enak dan menyenangkan mengkritik orang laen, apalagi bila kita bisa menemukan celah dari hasil kita mengorek-ngorek kesalahan orang yang kita kritik, karena hal tersebut bisa kita jadikan senjata untuk melontarkan kritik kita.

Bagi seorang mukmin yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah, wajib mengerti bahwa “perkataan” itu termasuk amalannya yang kelak akan dihisab: amalan baik maupun buruk. Karena pena Ilahi tidak meng-alpakan, tidak pernah lalai ataupun menghapuskan satupun perkataan yang diucapkan manusia. Ia pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal. Ingatlah bahwa semuanya, kelak harus kita pertanggungjawabkan.

Didedikasikan Buat : Sepupu gw...Mudah2an Allah Swt..memberikan Pintu Hidayah-Nya....Amin


0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

perlu kritikan silahkan isi disini ya

 

lorem ipsum 8

lorem ipsum 9

YOUR BLOG TITLE is proudly powered by o-om.com | Modif by BLOG SulthanYusuf