Bunga yang gw kenal ini adalah seorang gadis yang gak pernah mau “dianggap” sebagai gadis. Dia gak mau disamakan dengan gadis pada umumnya yang kadang memaksa diri untuk selalu tampil feminim. Dia memang berbeda. Prinsipnya, konsistensi sikap, pilihan hidup, penampilan, gaya bicara, cara memandang masalah, dan menyikapi semua persoalan, selalu berbeda dengan orang kebanyakan. Dia sering mengatasi masalah dengan “caranya” sendiri, yang kadang-kadang gue gak pernah berpikir bahwa dia mampu melakukannya. Tapi bagi gue Bunga tetaplah seorang gadis, karena dia memang dilahirkan seperti itu dan gue gak pernah menggugat dia untuk menjadi seperti gadis kebanyakan, selain itu gue juga gak punya hak apa-apa untuk memintanya menjadi demikian. Dalam pikiran, biarlah dia menjadi seperti itu, karena seperti itulah ALLAH menciptakan, sebuah mahakarya yang luar biasa.
Bunga buat gue gak lebih dari sekedar kawan tempat bercanda, partner dalam berbagai kegiatan dan lawan dalam berdebat, dia seperti adik. Gue gak pernah memusingkan jika ada kata-kata yang keluar dari mulutnya yang bernada mengejek.Karena gue tahu dia gak bermaksud demikian.
Gue sendiri gak mengerti apa kalimat gue cukup ampuh buat menjawab keresahan hatinya. Harapan gue paling gak dengan obrolan - obrolan kita dia punya teman buat berbagi. Gue tahu, cuma sebuah dari obrolan dan kalimat tadi takkan menyelesaikan persoalan, namun Bunga gak boleh merasakan derita ini yang dialami secara berkepanjangan. Seiring waktu berjalan, dia harus bisa tegar bak karang di tengah lautan. Dan gue yakin dia pasti bisa.
Gue bukanlah seorang yang alim dan berilmu tinggi, bukan pula seorang yang sangat taat beragama dan ahli ibadah. Juga bukan pula orang yang sangat fasih membaca Quran dan hadist,tapi gue cuman seorang teman yang bisa diajak berbagi dan kadang gw merasakan semua itu.
Malam ini Gue menuliskan ini buat Bunga , adikku, sahabatku, orang yang selalu menimbulkan misteri bagi gue.Yang terlahir kedunia dari ketidak berdayaan sebagai manusia, yang selalu mencari jati diri dan cintanya entah sampai kapan ini akan berakhir.
Buat Bunga, kalo lo baca tulisan ini gw cuman berpesan kedewasaan yang selama ini terlihat di diri lo, mudah - mudahan membuatnya bisa tegar menghadapi skenario apapun sang sutradara (Allah – red). Sejatinya, dia gak kehilangan orang-orang yang dicintainya, hanya saja sekarang terpisah dalam jarak yang begitu jauh. Toh, Bunga tetap bisa berkomunikasi melalui bisikan hati yang Gue yakin selalu berbicara padanya. Gue juga berharap, bahwa Bunga dan orang yang dicintainya akan dipertemukan lagi oleh sutradara, mungkin saja dalam episode dan alur cerita yang lain.Ketika Allah mengambil dari diri kita, Dia akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik. Sabar adalah sikap terbaik seraya tak henti untuk berharap akan segara mendapatkan penggantinya.Karenanya sikap kerelaan hanya kepada Allah membuat hidup punya orientasi yang jelas.Jangan pernah menyerah dengan apa yang udah lo lakukan tetap yakin bahwa ini adalah semua takdir dan cobaan yang memang harus lo jalanin, hadapi hari lo dengan senyum.
I DEDICATED THIS PAPER TO SOME ONE TRUST TO ME. Always hope that she could make her dreams come true, like she has ever told me”
Rabu, 26 Maret 2008
Ketika harus Menulis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
perlu kritikan silahkan isi disini ya