Kamis, 27 Maret 2008

Sketsa Gerimis Indah Di Warnet.....

. Kamis, 27 Maret 2008

Langit malam ini lagi ga bersahabat , warnanya gelap, tanda-tanda hujan demikian jelas nampak. Tak berapa lama, meneteslah air penuh rahmat tanda cinta itu. Dan dalam ruangan ini, kembali sendiri.
Braaak....!! dikagetkan suara pintu terbuka.
Tubuhnya basah dan Dia langsung duduk di sana, dalam kesendiriannya, berkawan sunyi nyaman dalam pagutan sepi. Seperti tak sadar pada datangnya gerimis, pandangannya masih tertuju di layar monitor sebentar dan terpatah- patah kadang manggil gw.

Rambutnya yang hitam panjang, biasanya mengembang indah, kini basah. Beberapa helai menempel nyaman di dahinya yang licin, beberapa beruntung menggelayut manja di pipi. Lehernya terbuka, memperlihatkan tengkuknya yang demikian putih juga tertempel rambut.

Bibirnya ough, tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana indahnya. Antara tebal namun juga tipis, warnanya tidak merah sekali juga tidak gelap. Lipstik seakan bermusuhan dengan pigmen-pigmen dalam kulit tipis yang melapisi bibir. Pendek kata pas, banget dalam bentuk, warna dan melengkapi keseluruhan wajahnya. Pada wajahnya yang tirus tidak, bulatpun tidak. Dia seperti garis tengah, mungkin juga horison dia adalah batas yang indah. Sayang, bibir yang sama itu kini sedikit menggigil; membuat gerakan-gerakan; tarikan-tarikan sebenarnya, lebih tepat bila disebut geletar pada pipinya.

Pipi yang ditempel dan sedikit tertutup rambut, meski tentu tidak dapat menyembunyikan indahnya. gue jadi teringat buah durian?? Bukankah kulitnya yang berduri yang sedang kubicarakan, tetapi buah masak di dalamnya, berlapis kulit halus lembut, dan begitu digigit manis, manis dan manis yang lembut dan masih tersisa rasanya di sesela gigi.

Pandangan, seluruh kesadaran guw terpaku pada sketsa indah di samping gw. Seorang yang duduk didepan monitor komputer, menciumi pucuk-pucuk air yang jatuh di bibir. Membiarkan rambutnya jatuh tergerai sampai ke punggung, membentuk tirai yang rapat. Dan garis air, adalah latar depan juga belakang, juga tirai yang jarang. Apa yang gue saksikan adalah sketsa, lukisan belum jadi dengan arsir yang sempurna.

Sekali tercipta suatu obrolan kecil kadang canda kadang tawa, terdengar lirih dari suaranya.
Hujan masih sama, gak berubah menjadi badai dan keadaan masih sama.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

perlu kritikan silahkan isi disini ya

 

lorem ipsum 8

lorem ipsum 9

YOUR BLOG TITLE is proudly powered by o-om.com | Modif by BLOG SulthanYusuf