Selasa, 25 Agustus 2009

MINGGU TERAKHIR

. Selasa, 25 Agustus 2009

Minggu Terakhir Pada sangkaku, Minggu akhir Juli hampir satu tahun yang lalu itu adalah Minggu Terakhir buat gue. gue yang rebah, lalu terguling-guling di bumi berguncang-berguncang, lalu pitam, takut, kecut dan gemetar, hingga dalam sempurna gamang tiada daya, hingga seketika aku bersangka-sangka : ini dia Minggu Terakhir! Ternyata itu belum berakhir. Itu bukan Minggu Terakhir. Masih ada dan gue lalui lagi minggu-minggu yang lain, yang belum juga berakhir-akhir. Juga hari ini, di saat orang-orang hiruk-pikuk berbenah menyambut Minggu Terakhir, gue kembali terkesiap, tergagap dan tergugup dalam lingkar trauma yang belum pupus. Dingin sekujur tubuh ketika seorang bocah, kawan kecil sesama pengemis membisikkan dengan suara yang sangat lirih, “Hari inilah Minggu terakhir!”. Bagai gila, gue berteriak keras sekali. Tetapi sepertinya teriakan gue gak bersuara lagi. Yang terdengar hanya desis-desis gak berarti. Teriakan gue menghambur percuma. Agaknya desis-desis itu hanya meruak jadi desas-desus pembenaran bahwa benar ini hari Minggu Terakhir. *** Siang sungguh terik membakar persimpangan segala simpang, ketika gue, seorang kakek pengemis tua, menebar senyum renyah pada semua manusia. Tak lagi terucap kata menghiba dan punah pula uluran tangan meminta-minta pada diri ini. gue coba tegur dan gue coba sapa orang-orang dengan bahasa-bahasa yang sangat manusia. Gue berikan segala senyum yang gue punya, agar semua orang ikut berbahagia, sebagaimana bahagianya diri ini pada siang terik ini. Gue mau membagi kembali semua belas kasih -- baik yang tulus atau yang terpaksa -- yang telah pernah gue terima dari semua manusia, dengan suatu akhir yang indah. Ya, akhir yang indah. Seindah makan enak dan tidur nyenyak. Seindah janji-janji kala bersemi cinta pada pandangan pertama, yang terbuai-buai, teralun-alun, hingga hinggap di mimpi-mimpi di malam-malam sunyi. Akhir yang indah, seperti akhir kisah-kisah Abu Nawas dan cerita 1001 malam. Sungguh, gue, pengemis tua, kali ini ingin sesuatu yang unik, yang terbalik. Maka, semakin manusialah senyum-senyuman yang gue tebarkan. Tetapi sepertinya alam gak sepaham lagi sama gue. Cuaca terik mendadak mendung. Dari segala ufuk awan hitam bergulung-gulung mengepung dan menggelantung rendah-rendah di langit-langit kampung, langit-langit kota, langit-langit persimpangan segala simpang hidup ini. Hembusan angin panas menderu-deru dan berpusing-pusing cepat sekali, menyeruak jalan-jalan protokol, menyisir lorong-lorong sempit, menerbangkan debu-debu dan bau-bau. Hidup jadi begitu sesak. Amarah-amarah memuncak. Gairah-gairah memuak. Tipu-tipu merebak-rebak. Melesat dan bergulir-gulir begitu cepatnya segala wacana, rencana, format, kesucian, kesejahteraan, kemakmuran, puja-puji segala sakral, caci-maki segala sakral! Semua bergolak, semua mencoba mencuat-cuat. Gue hanya termangu-mangu. Pilu. Kesal, terlalu sering kena tipu. *** “Apa benar ini Minggu Terakhir?” Batin gue pada Kapitan Pattimura, yang gambarnya tertera pada lembaran uang seribuan yang dilempar kemukaku oleh seorang cukong di simpang itu. Lusuh sekali uang itu, selusuh wajah kota yang gak pernah lagi cantik. Kota berwajah tua, berselaputkan debu dan jelaga asap kenderaan. Kota yang lelah, selelah diri ini meyakini konon katanya ini hari Minggu Terakhir. Gue coba lelapkan lagi diri ini untuk kesekian kalinya dalam alunan debu, nyanyian usang deru kenderaan, kelap-kelip lampu merah-kuning-hijau persimpangan, sambil gue tebarkan kembali senyum pada semesta. Lalu, malu-malu gue maknai diri bahwa gue, pengemis tua, juga punya pusaka trauma yang hingga minggu ini masih melilit dan mencucuk-cucuk benak tentang tragis Minggu kemarin, hampir satu tahun yang lalu. Begitu sempurnanya Minggu hampir satu tahun yang lalu itu, sesempurna kepergian orangtua, sesempurna jerit terakhir suara pedih dalam hati yang takkan terdengar........

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

perlu kritikan silahkan isi disini ya

 

lorem ipsum 8

lorem ipsum 9

YOUR BLOG TITLE is proudly powered by o-om.com | Modif by BLOG SulthanYusuf