Selasa, 20 September 2011

Kejahatan dibalas dengan kebaikan..? Mungkinkah..?

. Selasa, 20 September 2011

Saya melakukan hal ini karena dia juga bersikap seperti itu kepada saya. Okelah kalau kebaikan dibalas dengan kebaikan lagi. Rasanya gampang banget, dan akan semakin memberi manfaat yang positif. Juga tentu akan membuat hidup ini jadi indah, harmonis, dan menyenangkan. Tapi kalo kita juga punya  prinsip membalas sebuah kejahatan dengan kejahatan, apakah hati dan pikiran kita menjadi tenang, apakah kehidupan itu akan menjadi lebih baik dan indah? Bukankah itu berarti kita sama aja dengan mereka yang melakukan kejahatan tersebut?

Betapa saya sering sekali punya pikiran untuk membalas kejahatan orang lain dengan kejahatan pula. Bahkan mungkin kita niatkan balasan kita itu akan lebih menyakitkan, lebih sadis, dsb.

Mungkin gak terucap, tapi bila niat itu sudah terpatri dalam hati, maka hal ini pun sudah tercatat oleh para malaikat Allah SWT. Niat tentu akan mempengaruhi tindakan kita.  Selanjutnya, tindakan kita pun jadi “berbeda”, seperti mengucilkan, menjauhi, bahkan memusuhi. Mungkinkah kejahatan/kesalahan orang lain bisa kita respon (kita balas) dengan tindakan yang positif, kebaikan dan doa?


Harus kita usahakan demikian! Mengapa? Semua tentu kita meneladani Rasulullah. Rasulullah yang dilempari orang-orang kampung hingga berdarah-darah, pun gak membalas dengan yang bersifat menyakiti orang lain. Beliau justru menghalangi malaikat yang sudah siap menimpakan bukit besar ke kaum yang menyakiti Rasulullah. Bukan hanya itu, beliau malah mendoakan kaum itu. Rasulullah pernah menjenguk orang non muslim yang sakit walaupun orang tersebut sering meludahinya. Rasulullah juga menyuapi pengemis buta yang sering mengumpat dan memfitnah beliau.

Bila ada orang lain yang berbeda pendapat dengan kita, lalu menyampaikan kritik pedas dan keukeuh dalam pendiriannya, terkadang kita merasa gemas, pengen meledak, bahkan pengen memukuli atau menyerang dia. Kita jadi menjaga jarak dan “memusuhi” dia. Dan semakin berseberanganlah pandangan kita dengannya. Padahal bila diperlakukan sebagaimana Rasulullah memperlakukan orang-orang yang mencela, memfitnah, mencaci-maki, meludahi, bahkan melempari beliau dengan batu, dengan respon tetap menghargai, tetap sopan, dan bahkan mendoakan demi kebaikan dia, tentu hasilnya akan lain.

Meskipun adalah MUSTAHIL seseorang bisa menyamai sifat Rasulullah, paling gak kita harus berupaya sekuat dan semampu mungkin untuk meneladaninya.  Kita perlu terus menerus terpacu dengan keteladanan Rasulullah dan terus saling menasihati orang lain untuk meneladani sikap mulia Rasulullah tersebut.


0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

perlu kritikan silahkan isi disini ya

 

lorem ipsum 8

lorem ipsum 9

YOUR BLOG TITLE is proudly powered by o-om.com | Modif by BLOG SulthanYusuf